WARTA KOTA, PALMERAH— Pelambatan pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini membuat bisnis properti terkena imbasnya. Di saat ekonomi mengalami pelambatan, justru dinilai oleh pengamat properti sebagai waktu yang tepat berinvestasi di bidang properti.
Andreas Siregar, pengamat properti dari Panangian School of Property, mengatakan, dalam siklus bisnis properti ada istilah booming property. Saat terjadi booming property, developer menjadi raja karena bisa menentukan harga properti dengan harga tinggi.
“Setelah booming property, terjadilah masa perlambatan. Itulah saat para pemilik uang menjadi raja. Masa perlambatan ekonomi itu jusru waktu yang tepat untuk investasi properti karena banyak insentif diberikan baik di pasar primer maupun sekunder. Pengembang juga menahan harga,” kata Andreas di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Minggu (27/9).
Menurut Andreas, selain membicarakan peluang, orang yang akan berinvestasi harus juga menghitung resiko.
“Investasi merupakan pengorbanan yang sudah pasti saat ini dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan yang belum pasti. Maka modalnya harus aman dulu, jangan sampai modal habis tergerus inflasi. Investasi apa yang tidak tergerus inflasi, ya properti,” kata Andrea.
Selain modal aman, kata Andreas, harus ada kenaikan nilai dari investasi yang dipilih. Properti yang memiliki gain tinggi hanya ditemukan di lokasi sunrise.
Sunrise property itu ditentukan dua hal yaitu lokasi properti yang peruntukannya memang sudah ditetapkan pemerintah, dan perkembangan kawasan itu sendiri pada tahun-tahun mendatang.
“Kenaikan nilai itu sendiri, menurut saya yang aman minimal 15 persen per tahun, dengan tingkat balikan (yield) minimal 8 persen per tahun,” kata Andreas.
Menurun
Sementara itu, Supriantoro, Direktur Sales & Marketing PT Nusantara Prospekindo Sukses, mengatakan, adanya penurunan permintaan produk properti selama tahun ini.
“Tahun lalu, Januari-Agustus penjualan sudah di atas 100 persen, sekarang masih di bawah 75 persen, tapi kami optimis tercapai 100 persen hingga akhir tahun ini. Targetnya sama, 85 unit per bulan. Bersyukur kemarin ada yang transaksi sampai satu lantai. Mereka bilang, kalau ditahan sampai tahun depan, harganya enggak bakalan dapet satu lantai,” kata Supriantoro.
Pameran
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyelenggarakan pameran rumah murah di Tangcity Mall Kota Tangerang sejak Jumat (25/9) hingga Minggu (4/10).
“Dalam pameran masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas KPR dengan sistem konvensional dan syariah untuk rumah subsidi dan bukan subsidi dengan harga maksimal Rp 400 juta,” kata Mansyur S Nasution, Direktur Kredit BTN, seperti dilansir Antara.
Mansyur mengatakan, BTN melakukan jemput bola kepada masyarakat yang ingin membeli rumah di berbagai kota di daerah melalui kegiatan pameran serupa dengan melibatkan pengembang yang ada di daerah tersebut.
Mansyur mengakui perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini membuat daya beli masyarakat turun, untuk itu BTN memberikan berbagai kemudahan termasuk dalam hal ini cara mendapatkan subsidi dalam membeli rumah.
BTN memberikan fasilitas KPR subsidi berupa bebas biaya administrasi dan uang muka minimal 1 persen. Sementara KPR bukan subsidi ada bebas biaya administrasi, uang muka ringan antara 5 persen dan 10 persen, diskon biaya provisi 50 persen, dan suku bunga kompetitif.
Selain itu, kata Mansyur, masyarakat dapat memperoleh informasi tentang rumah kosong (rukos) agunan kredit bermasalah di Bank BTN wilayah Jabodetabek. (chi/ang)
Source :
http://wartakota.tribunnews.com/2015/09/28/sekarang-saat-tepat-investasi-properti?page=3
Andreas Siregar, pengamat properti dari Panangian School of Property, mengatakan, dalam siklus bisnis properti ada istilah booming property. Saat terjadi booming property, developer menjadi raja karena bisa menentukan harga properti dengan harga tinggi.
“Setelah booming property, terjadilah masa perlambatan. Itulah saat para pemilik uang menjadi raja. Masa perlambatan ekonomi itu jusru waktu yang tepat untuk investasi properti karena banyak insentif diberikan baik di pasar primer maupun sekunder. Pengembang juga menahan harga,” kata Andreas di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Minggu (27/9).
Menurut Andreas, selain membicarakan peluang, orang yang akan berinvestasi harus juga menghitung resiko.
“Investasi merupakan pengorbanan yang sudah pasti saat ini dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan yang belum pasti. Maka modalnya harus aman dulu, jangan sampai modal habis tergerus inflasi. Investasi apa yang tidak tergerus inflasi, ya properti,” kata Andrea.
Selain modal aman, kata Andreas, harus ada kenaikan nilai dari investasi yang dipilih. Properti yang memiliki gain tinggi hanya ditemukan di lokasi sunrise.
Sunrise property itu ditentukan dua hal yaitu lokasi properti yang peruntukannya memang sudah ditetapkan pemerintah, dan perkembangan kawasan itu sendiri pada tahun-tahun mendatang.
“Kenaikan nilai itu sendiri, menurut saya yang aman minimal 15 persen per tahun, dengan tingkat balikan (yield) minimal 8 persen per tahun,” kata Andreas.
Menurun
Sementara itu, Supriantoro, Direktur Sales & Marketing PT Nusantara Prospekindo Sukses, mengatakan, adanya penurunan permintaan produk properti selama tahun ini.
“Tahun lalu, Januari-Agustus penjualan sudah di atas 100 persen, sekarang masih di bawah 75 persen, tapi kami optimis tercapai 100 persen hingga akhir tahun ini. Targetnya sama, 85 unit per bulan. Bersyukur kemarin ada yang transaksi sampai satu lantai. Mereka bilang, kalau ditahan sampai tahun depan, harganya enggak bakalan dapet satu lantai,” kata Supriantoro.
Pameran
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyelenggarakan pameran rumah murah di Tangcity Mall Kota Tangerang sejak Jumat (25/9) hingga Minggu (4/10).
“Dalam pameran masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas KPR dengan sistem konvensional dan syariah untuk rumah subsidi dan bukan subsidi dengan harga maksimal Rp 400 juta,” kata Mansyur S Nasution, Direktur Kredit BTN, seperti dilansir Antara.
Mansyur mengatakan, BTN melakukan jemput bola kepada masyarakat yang ingin membeli rumah di berbagai kota di daerah melalui kegiatan pameran serupa dengan melibatkan pengembang yang ada di daerah tersebut.
Mansyur mengakui perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini membuat daya beli masyarakat turun, untuk itu BTN memberikan berbagai kemudahan termasuk dalam hal ini cara mendapatkan subsidi dalam membeli rumah.
BTN memberikan fasilitas KPR subsidi berupa bebas biaya administrasi dan uang muka minimal 1 persen. Sementara KPR bukan subsidi ada bebas biaya administrasi, uang muka ringan antara 5 persen dan 10 persen, diskon biaya provisi 50 persen, dan suku bunga kompetitif.
Selain itu, kata Mansyur, masyarakat dapat memperoleh informasi tentang rumah kosong (rukos) agunan kredit bermasalah di Bank BTN wilayah Jabodetabek. (chi/ang)
Source :
http://wartakota.tribunnews.com/2015/09/28/sekarang-saat-tepat-investasi-properti?page=3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar